Saturday, May 23, 2015

resusitasi cairan pada kegawat daruratan medis

Berdasarkan definisinya pasien gawat / kritis adalah pasien yang secara fisiologis tidak stabil, artinya sedikit saja ada perubahan pada organnya akan membawa dampak yang menyeluruh ( sistemik ) dan memungkinkan untuk terjadi gagal organ multiple ( multi organ failure = MOF )
Oleh karena itu target pengelolaan pasien gawat adalah mencegah terjadinya MOF, dengan jalan mengusahakan agar fungsi organ terjamin dengan segera.
Dari biologi molekuler diketahui bahwa penyebab sel ( organ ) terancam kehidupannya ialah karena ( salah satunya dan terutama ) kekurangan oksigen (hypoxia ).
Yang bertanggung jawab terhadap penyediaan oksigen agar sampai ke tingkat sel ialah system respirasi ( yang berfungsi memindahkan oksigen dari udara luar ke alveoli ) dan system kardiovaskuler ( yang berfungsi membawa oksigen dari alveoli ke sel seluruh tubuh ). Dalam melaksanakan fungsi kardiovaskuler tersebut, salah satu komponen yang berperan membawa oksigen adalah haemoglobin ( yang terdapat di dalam sel darah merah ) yang berada dalam suatu cairan ( yang disebut sebagai plasma darah ) yang berada di pembuluh darah. Jadi jelas bahwa resusitasi cairan ( terutama pada pasien gawat medis ) merupakan suatu tindakan yang sangat penting.

FISIOLOGI CAIRAN TUBUH

Jumlah cairan.
Jumlah cairan dalam tubuh manusia tergantung dari umur, jenis kelamin, dan berat badan. Secara kasar jumlahnya berkisar antara 55 – 60 % dari berat badan.
Penyebran cairan
Prosentase penyebaran cairan tubuh secara kasar adalah :
Di dalam sel ( cairan intra sel = CIS )            : 55 %.
Di luar tubuh ( cairan exstra sel = CES )       : 45 %.

Secara specific seperti pada schema 2 berikut :

Table 1.
NO
UMUR
JENIS KELAMIN
JUMLAH ( % BB )
1
0 -1 bulan
-
75,7
2
1 – 12 bulan
-
64,5
3
1 – 10 tahun
-
61,7
4
10 – 16 tahun
Laiki – laki
58,9


perempuan
57,3
5
17 – 19 tahun
Laiki – laki
60,6


perempuan
50,2
6
40 – 59 tahun
Laiki – laki
54,7


perempuan
46,7
7
> 60 tahun
Laiki – laki
51,5


perempuan
45,5
Table 2.
Jumlah cairan = 60 % berat badan
Cairan intra sel ( CIS ) = 55 %
Cairan exstra sel ( CES ) = 45 %
Sel – sel lain = 50 %
Sel darah merah = 5 %
Yang berfungsi
Trans seluler
Plasma = 7 %
Cairan inter stitial = 20 %







Komposisi cairan
Komposisi cairan intra sel, intra vascular dan interstitial adalah sebagai berikut :

Table 3.
No
Komponen
Pembuluh darah  (meq/L)
Interstitial
(meq/L)
Intre sel
( meq/L)
1
Na+
140
145,5
12
2
K +
4,5
4,8
160
3
Ca ++
5,0
2,8
-
4
Mg ++
1,5
1,0
34
5
Cl -
104
116,6
2
6
HCO3-
24
27,4
10
7
SO4 -
1
1,2
-
8
Phosphate
2
2,3
140
9
Protein
15
2,0
54
10
Anion lain
5
5,6
-

Pengendalian cairan tubuh
Secara fisiologis cairan di dalam tubuh dikendalikan melalui  organ – organ, antara lain kulit, ginjal, paru, melalui siatem hormonal yaitu ADH (Anti Diuritic Hormon), aldosteron.
Pengendalian tersebut diperlukn untuk menjaga agar volume cairan ( terutama cairan intra vaskuler ) stabil, sehingga curah jantung ( cardiac out put ) tercukupi.
Hipotese STARLING
Di dalam runag intravaskuler dan interstitial terdapat tekanan hidrostastik yang bersifat mendorong cairan kearah luar yang disebabkan oleh cairah itu sendiri dan tekanan onkotik yang bersifat menahan cairan di dalam yang di sebabkan oleh adanya partikel besar dalam cairan ( dalam hal ini protein / albumin ).
Keseimbangan antara kedua macam tekanan ( tekanan hidrostastik dan tekanan onkolik ) di dalam vaskuler dan exstra vaskuler dapat di rumuskan dengan rumus sebagai berikut :
Q = K { ( Pc – Pt ) – δ ( Дc – Дt ) }
Keterangan :
Q       : aliran cairan.
K        : konstanta.
Pc      : tekanan hidrostastik dalam kapiler.
Pt      : tekanan hidrostastik dalam rongga interstitial.
δ      : keofisien refleksi.
Menunjukkan tingkat permeabilitas dinding kapiler terhadap partikel besar ( dalam hal ini protein ).
= 1    : bila tidak terjadikebocoran.
= 2   : bila bocor sempurna.
Дc      : tekanan onktik dalam kapiler.
Дt      : tekanan onkotik dalam rongga interstitial.
STATUS CAIRAN PASIEN KRITIS

Volume cairan intra vascular pada kebanyakan pasien kritis adalah berkurng, oleh karena itu segala usaha untuk memperbaiki volume cairan intra vaskuler harus dilaksanakan agar“ cardiac out put “ tercukupi sehingga perfusi keseluruhan jaringan baik dan dengan demikian oksigenasi baik.
Berarti tujuan memberi infuse cairan pada pasien kritis adalah restorasi cairan intra vaskuler.
Penentuan status cairan pasien kritis.
  1. estimasi jumlah perdarahan berdasar atas gejala.


Klas I
Klas II
Klas III
Klas IV
Jumlah perdarahan ( ml ).
- 750
750 – 1500
1500 – 2000
> 2000
Jumlah perdarahan(% vol. drh)
- 15
30 – 40
30 – 40
>40 %
Frekwensi Nadi (kali/menit)
< 100
> 100
> 120
> 140 %
Tekanan darah
Normal
Normal
Tekanan nadi ( mmHg )
N/ ↑↓
Frekwensi nafas ( kali/menit)
14 – 20
20 – 30
30 – 40
> 35
Jumlah urine ( cc/jam )
> 30
20 – 30
5 – 15
0
kesadaran
Gelisah (ringan)
Gelisah (sedang)
Gelisah / bingung
letergi






Catatan :          harga – harga di atas untuk pasien laki – laki berat badan 70 kg.
  1. estimasi kekurangan cairan atas dasar pemeriksaan fisik.
    1. atas dasar pemeriksaan tekanan darah dan nadi.

Vol darah
( ml )
Terlentang
Duduk
Tek. drh
Nadi
Tek. drh
Nadi
Normal
N
N
N
N
( – ) 500
N
N
N
N/
( – ) 1000
N
N/
N/
( – ) 1500
N/
/
( – ) 2000
/
↓↓
/

  1. Atas dasar tanda fisik lain.

Derajat dehidrasi
% kehilangan cairan
Tanda dan gejala
Ringan
2 – 5 %
Haus, jumlah urine turun, jumlah keringat turun
Sedang
5 – 10 %
Sanagt haus, mual, ketiak dan lipat paha kering, takhikardi, hipotensi ortostastik, CVP menurun, turgor menurun, apatis, oliguri, hemokonsentrasi.
Berat / fatal
10 – 15 %
Stupor, hipotensi, oliguri berat sampai an uria, masa otot menurun, vena jugularis kolap pada posisi baring, nadi kecil/ tak teraba, syok, koma – mati.

Jenis cairan.
Kristaloid     : adalah cairan yang sebagian besar berisi partikel ion Na sebagai partikel aktif dalam penentuan osmolaritas. Mis : NaCl, Ringer Laktat, Ringer Solution.

Koloid          : adalah cairan yang berisi partikel berberat molekul besar yang sulit melewati dinding kapiler. Mis  : albumin, dextran, hidroxy ethil starch, gelatin.


Efek pemberian cairan terhadap kompartemen cairan tubuh.

Secara schematis efek tersebut adalah sebagai berikut  :

KOMPARTEMEN CAIRAN TUBUH
Glukose 5 %
Kristaloid isotonis
Kristaloid hipertonis
Koloid iso-onkotik
Koloid hiper-onkotik
INTRA VASKULER

INTERSTITIEL

-
INTRA SEL

-
-
Efek infuse 1 liter cairan koloid terhadap kompartemen tubuh ( 70 ) kg adalah sbb   :
Macam larutan
Vol. plasma
Volume interstitiel
Volume intra sel
Albumin 5 %
1000
-
-
Haemacel
700
300
-
Gelafundin
1000
-
-
Plasmafusin
1000
-
-
Dextran 40 %
1600
( – ) 260
( – ) 340
Dextran 70 %
1300
( – ) 130
( – ) 170
Expafusin
1000
-
-
HES steril  6 %
1000
-
-
HES steril 10 %
1450
( – ) 450
-

Lama cairan koloid berada di dalam intra vaskuler adalah sbb
Macam larutan
Waktu ( jam )
6 % / 10 % HES 200 / 0,5
4 – 8
6 % HES 200 / 0,6
8 – 12
6 % HES 450 / 0,7
8 – 12
6 % Dextran 70
6 – 8
10 % Dextran 40
3,5 – 4,5
4 % Plasmafusin
4 – 6
5 % Albumin ( 500 ml )
3,5 – 4,5
25 % Albumin ( 100 ml )
3,5 – 4,5
Gelatin
1,5 – 2
Prinsip resusitasi cairan
  1. Tentukan besar kekurangan volume cairan , atas dasar amamnese, pemeriksaan fisik dan bila perlu laboratories.
  2. Tentukan macam cairan yang hilang atas dasar patofiologis penyakit yang kita hadapi.
Misalnya       :
  • Pada perdarahan seluruh komponen dalam plasma ikut hilang ( termasuk protein ) yang berarti tekanan onkotik akan turun bila hanya dig anti dengan cairan kristaloid saja ( prinsip hemodilusi ).
  • Pada gastroenteritis cairan dan elektrolit saja yang hilang.
  • Pada sepsis terjadi kebocoran kapiler sehingga partikel dengan molekul relative kecil ( termasuk albumin ) akan keluar sehingga tekanan onkotik akan menurun.
  1. Pilih cairan yang akan kita gunakan untuk mengganti, bila diperkirakan tekanan onkotik turun, berikan cairan koloid. Sebagai pagangan kasar ( pada resusitasi perdarahan ) setiap 2000 – 2500 cc cairan kristaloid berikan 500 cc cairan koloid.
  2. Tentukan lama / waktu pemberian. Pasien kritis / gawat harus segera mungkin tercukupi jumlah cairannya, sebab targetnya adalah mencukupi cardiac out put. Oleh karena itu dalam waktu 6 jam harus tercapai targetnya.

Pemantauan.

Pemantauan resusitasi cairan di tujukan pada dua pokok utama, yaitu :

  1. Evaluasi terhadap target resusitasi.
Target resusitasi adalah mencukupi cardiac uot put. Berarti bila cardiac out put tercukupi maka perfusi ke jaringan akan baik. Oleh sebab itu pemantauan di tujukan pada perfusi jaringan. Yaitu  :
    • Fungsi respirasi → respirasi adekuat
    • Fungsi saluran cerna → peristaltic, absorbsi nutrient membaik.
    • Fungsi saluran kemih → produksi urine ≥ 1 cc / kg bb / jam.
    • Tekanan darah dan nadi → terjadi perbaikan kwalitas.

  1. Pemantauan terhadap efek samping.

  • Kelebihan cairan         :
    • Edema paru → hypoxia, ronkhi basah.
    • Edema perifer.

  • Sehubungan dengan tehnik infuse   :
    • Ektra vasasi.
    • Phlebitis.
    • Thrombus.
    • Adanya udara.

  • Sehubungan dengan reaksi    :
    • Mengigil → demam.
    • Reaksi anafilaktis.

http://www.healthyenthusiast.com/

resusitasi cairan pada kegawat daruratan medis Rating: 4.5 Diposkan Oleh: Unknown

0 comments:

Post a Comment