Monday, May 25, 2015

CARA MUDAH BELAJAR ILMU SYARAP BAG 2

C.    Sistem Saraf Manusia
Sistem saraf tersusun menjadi Susunan Saraf Pusat (SSP) yang terdiri atas otak dan korda spinalis, dan sistem saraf tepi (SST), yang terdiri dari serat-serat saraf yang membawa informasi antara SSP ke bagian tubuh lain (perifer). Sistem Saraf Tepi dibagi  menjadi devisi aferen dan eferen. Divisi aferen membawa informasi ke SSP, memberitahu SSP mengenai lingkungan eksternal dan aktivitas-aktivitas internal yang diatur oleh SSP.
Instruksi dari SSP disalurkan melalui divisi eferen (yang berarti “membawa dari”)  ke organ efektor yaitu otot atau kelenjar yang melaksanakan perintah untuk menimbulkan efek yang diinginkan. Sistem saraf eferen dibagi menjadi sistem saraf somatic yang terdiri dari serat-serat neuron motorik yang mempersarafi otot-otot rangka, dan serat-serat sistem saraf otonom yang mempersarafi otot polos, otot jantung, dan kelenjar. Sistem saraf yang terakhir dibagi lagi menjadi sistem saraf simpatis dan parasimpatis, keduanya mempersarafi sebagian besar organ yang dipersarafi oleh sistem saraf otonom.
1.      Sistem Saraf Pusat
Sekitar 90% sel-sel di dalam SSP bukanlah neuron tetapi sel glia atau neuroglia. Walaupun jumlahnya besar, sel glia hanya menempati separuh dari volume otak karena sel-sel ini tidak memiliki cabangcabang ekstensif seperti neuron. Tidak seperti neuron sel glia tidak memulai atau menghatarkan impuls saraf. Namun sel-sel ini penting untuk viabilitas SSP, yaitu sebagai jaringan ikaat SSP dan membantu menunjang neuron baik secara fisik ataupun metabolik. Terdapat empat jenis sel glia di SSPyaitu astrosit, oligodendrosit, sel ependimal, dan microglia. Astrosit memiliki fungsi yang penting yaitu sebagai perekat utama yang menyatukan neuron-neuron dalam hubungan spatial yang sesuai. Oligodendrosit berfungsi membentuk sarung myelin insulatif yang mengelilingi akson pada SSP. Sel ependimal berfungsi membatasi rongga-rongga internal SSP. Mikroglia adalah penyapu SSP. Sel-sel ini sebagai sel fagositik yang berasal dari darah dan masuk ke jaringan saraf pusat.  
Jaringan saraf pusat sangatlah lembut(lunak). Sifat ini ditambah dengan kenyataan bahwa sel saraf yang rusak tidak dapat digantikan karena neuron tidak mampu membelah diri, meyebabkan jaringan yang rapuh dan tidak tergantikan ini harus terlindungi dengan baik. Terdapat empat keistimewaan yang melindungi SSP yaitu: 1) SSP terbungkus oleh struktur tulang yang keras seperti cranium yang melindungi otak dan kolumna vertebralis yang mengelilingi korda spinalis, 2) terdapat tiga membrane yang melindungi dan mengandung zat makanan, yaitu menings yang terletak antara tulang penutup dan jaringan saraf yang terdiri atas durameter (lapisan luar) yaitu selaput keras yang berasl dari jaringan ikat tebal dan kuat, di bagin tengkorak terdiri dari selapu tulang tengkorak dan durameter propia di bagian dalam, arakhnoid yaitu selaput halus yang memisahkan durameter  dengan piameter membentuk sebuah kantong atau balon berisi cairan otak yang meliputi seluruh susunan saraf sentral, yang terdapat pada permukaan jaringan otak, piameter berhubungan dengan arakhnoid melalui struktur-strutur jaringan ikat yang disebut trabekel. Di dalam piameter terdapat cairan serebrospinalis yaitu cairan yang bersifat alkali bening mirip plasma dan dihasilkan pleksus coroideus yang ditemukan di daerah-daerah tertentu rongga ventrikel otak dan medula spinalis. Cairan ini berfungsi untuk memberi kelembapan pada otak dan medula spinalis, melindungi alat-alat dalam medulla spinalis dan otak dari tekanan, serta melicinkan alat-alat dalam medulla spinalis dan otak.
Sitem saraf pusat terdiri atas otak dan sumsum tulang belakang.                    
1.1  Otak Manusia
Otak merupakan organ tubuh yang sangat penting dan vital bagi manusia yaitu untuk mengatur segala pusat aktivitas manusia. Otak terletak dalam rongga cranium berkmbang dari ssebuah tabung yang mulanya memperlihatkan tiga pembesaran otak awal yaitu: (1) otak depan menjadi hemisfer serebri, corpus serebri korpus striatum thalamus serta hipotalamus. Fungsi menerima dn mengintegrasikan informasi mengenai kesadran dan emosi, (2) otak tengah mengkoordinir otot yang brhubungan dengan penglihatan dan pendengara. Otak ini menjadi tegmentum, krus serebrium, korpus kuadrigeminus, (3) otak belakang (pons), bagian otak yang menonjol kebanyakan tersusun dari lapisan fiber dan masuk sel yang mengontrol sistem pernapasan.
Otak dilindungi oleh kulit kepala, rambut, tulang tengkrak, columna vertebralis dan meningen. Kapiler otak dikelilingi oleh tonjolaan-tonjolan astrosit yang bertanggung jawab  secara fisik membentuk sawar darah otak. Walaupun banyak zat dalam darah yang tidak pernah benar-benar berkontak dengan jaringan otak, otak melebihi jaringan lain, yang dapat menggunakan sumber bahan bakar yang lain untuk menghasilkan energy sebagai pengganti glukosa. Dalam keadaan normal otak hanya menggunakan glukosa tetapi tidak menyimpan zat ini. Dengan demikian otak bergantung pada pasokan oksigen dan glukosa yang adekuat serta kontinu. Otak merupakan suatu keseluruhan fungsi yang tersusun atas beberapa daerah yang berbeda yaitu:
1.1.1        Batang Otak
Batang otak merupakan daerah paling tua dan paling kecil di otak, bersambungan dengan korda spinalis. Bagian ini mengatur dan mengontrol banyak prosses untuk mempertahankan hidup, misalnya bernapas, sirkulasi dan pencernaan. Proses-proses diatas disebut dengan proses vegetative. Batang otak merupakan struktur pada bagian posterior (belakang) otak. Batang otak merupakan sebutan untuk kesatuan dari tiga struktur yaitu medulla oblongata, pons dan mesencephalon (otak tengah).
Pada gerak volunter, batang otak merupakan jalur yang dilalui impuls rangsang sebelum mencapai cerebrum. Impuls rangsang dihantarkan oleh traktus ascendentes (serat-serat saraf yang menghantarkan impuls ke otak) untuk diolah di otak, lalu impuls respons dihantarkan oleh traktus descendentes (serat-serat saraf yang menghantarkan impuls menjauhi otak). Pada perbatasan antara batang otak dan medulla spinalis terjadi deccusatio (penyilangan) serat-serat kortikospinal (serat-serat saraf descendentes dari cerebrum ke medulla spinalis). Serat-serat kortokospinal dari otak kiri menyilang ke bagian kanan medulla spinalis dan serat dari otak kanan menyilang ke bagian kiri. Penyilangan ini menyebabkan bagian tubuh kanan di kendalikan oleh otak kiri dan bagian tubuh kiri dikendalikan oleh otak kanan. Batang otak merupakan tempat melekatnya seluruh saraf kranial, kecuali saraf I dan II yang menempel pada cerebrum (otak besar). Batang otak terdri dari:
a.       Diensepalon, yaitu bagian otak paling atas, trletak diantara serebelum dengan mesensepalon, yaitu kumpulan sel saraf yang terdapat di bagian depan lobus temporalis ddan terdapat kapsula interna yang menghadap ke samping. Fungsi dari diensepalon  yaitu, a) vaso kontruktor yaitu mengecilkan pembuluh darah, b) respiratori yaitu membantu proses pernapasan, c) mengontrol gerakan reflek, d) membantu pekerjaan jantung.
b.      Mesensepalon terdiri atas 4 bagian yang menonjol ke atas, 2 disebelah atas yang disebut korpus kuadrigeminus superior, 2 di sebelah awah yang disebut kuadrigeminus inferior. Mesensefalon mempunyai serat-serat saraf nervus troklearis yang bertugas untuk membantu pergerakan mata dan mengangkat kelopak mata, serta memutar mata dan pusat mata.
c.       Medula Oblongata atau sumsum sambung berfungsi menghantar impuls yang datang dari medula spinalis menuju ke otak. Medulla oblongata merupakan bagian dari batang otak yang paling bawah yang menghubungkan vons varoli dengan medulla spinalis   Sumsum sambung juga mempengaruhi jembatan, refleks fisiologi seperti detak jantung, tekanan darah, volume dan kecepatan respirasi, gerak alat pencernaan, dan sekresi kelenjar pencernaan. Selain itu, sumsum sambung juga mengatur gerak refleks yang lain seperti bersin, batuk, dan berkedip.
d.      Pons Varoli berisi serabut saraf yang menghubungkan otak kecil bagian kiri dan kanan, juga menghubungkan otak besar dan sumsum tulang belakang. Jembtan varol terletak di depan serebelum diantara otak tengah dan medulla oblongata. Pada jembatan parol terdapat premotoksid yang mengatur gerakan pernapasan dan reflek.
1.1.2 Otak Besar
Otak besar atau serebrum merupakan bagian terbesar dari otak manusia, dibagi menjadi dua belahan yaitu hemisfer sereberum kiri dan kanan. Keduanya dihubungkan satu sama lain oleh korpus kalosum, suatu pita tebal yang mengandung sekitar 300 juta akson saraf melintang diantara kedua hemisfer. Setiap hemisfer terdiri dari sebuah substansia grisea (bahan abu-abu) atau korteks sereberum yang menutupi bagian tengah yang lebih tebal yaitu substansia alba (bahan putih). Jauh di sebelah dalam substansia alba terdapat substansia grisea yang lain yaitu nucleus-nukleus basal. Di seluruh SSP, substansia grisea terdiri dari badan-badan sel saraf ang terkemas rapat dengan dendrit-dendrit mereka dan sel-sel glia. Berkas atau traktus serat-serat saraf bermielin membentuk substansia alba. Substansia alba berpenampakan putih yang disebabkan oleh komposisi lemak myelin. 
Korteks serebrum terorganisasi menjadi enam lapisan berbatas tegas berdasarkan distribusi badan sel yang bervaariasi dan serat-serat terkait lain dari beberapa jenis sel tertentu. Lapisan-lapisan ini tersusun atas kolom-kolom fungsional, yang berjalan tegak lurus dari permukaan ke bawah menelusuri kedalaman korteks sampai substansia alba yang mendasarinya. Daerah-daerah korteks bertanggung jawab terhadap persepsi indera-indera memiliki lapisan 4 yang berkembang, suatu lapisan yang kaya akan sel stelata, yang berperan dalam pengolahan awal masukan sensorik ke koorteks. Sebaliknya daerah korteks yang mengontrol keluaran ke otot rangka mempunya 5 laisan yang menebal, yang sangat banyak mengandung sel piramida besar. Sel-sel ini mengirim serat-serat korda spinalis dari korteks untuk berakhir di berbagai neuron motorik eferen yang mempersarafi otot rangka.
Pada otak besar ditemukan 4 lobus yaitu:
a.       Lobus frontalis
Terletak di korteks bagian depan bertanggung jawab terhaddap 3 fungsi utama yaitu: (1) aktivitas motorik volunteer, (2) kemampuana berbicara, (elaborasi pikiran). Daerah di lobus frontalis belakang tepat di depan sulkus sentralis akhir di neuron-neuron motorik eferen yang mencetuskan kontraksi otot rangka di sisi kanan tubuh. Stimulasi daerah-daerah yang berlainan di korteks motorik primer yanh menyebabkan timbulnya gerakan di bagian-bagian tubuh yang berbeda. Seperti homonkulus motorik yang melukiskan lokasi dan jumlah relative korteks motorik yang diabdikan sebagai keluaran ke otot-otot tiap-tiap bagian tubuh.
b.      Lobus parietalis
Terletak di depan sulkus sentralis dan dibelakangi oleh karaco oksipitalis yang berjalan ke bawah di bagian tengah permukaan lateral tiap-tiap hemisfer. Lobus parietalis menerima kesan indra yang berbeda dari seluruh tubuh dan dapat merasakan "sakit" atau ‘bug” merangkak pada satu lengan, kaki, atau wajah. Fungsi lobus parietalis: lobus parietalis menggabungkan kesan dari bentuk, tekstur dan berat badan ke dalam persepsi umum, lobus parietalis juga membantu mengarahkan posisi pada ruang di sekitarnya dan merasakan posisi dari bagian tubuhnya, kerusakan kecil di bagian depan lobus parietalis menyebabkan mati rasa pada sisi tubuh yang berlawanan, kerusakan yang agak luas bisa menyebabkan hilangnya kemampuan untuk melakukan serangkaian pekerjaan (keadaan ini disebut apraksia) dan untuk menentukan arah kiri-kanan, kerusakan yang luar bisa mempengaruhi kemampuan penderita dalam mengenali bagian tubuhnya atau ruang di sekitarnya atau bahkan bisa mempengaruhi ingatan akan bentuk yang sebelumnya dikenal dengan baik. Lobus parietalis juga dianggap sebagai "lobus tangan" dan menerima sensasi sensoris dari tulang, tendon, otot, dan kulit tangan.
c.       Lobus Temporalis
Lobus temporalis berada di bawah sylvian fissure dan di anterior korteks oksipital dan parietal. Fungsi Lobus Temporal: dalam lobus temporalis terdapat primary auditory cortex, the secondary auditory, dan visual cortex, limbic cortex, dan amygdala. Tiga fungsi basis dari korteks temporal adalah memproses input auditori, mengenali objek visual, dan penyimpanan jangka lama dari input sensori, ditambah dengan fungsi amigdala, yaitu nada afeksi (emosi) pada input sensori dan memori.
d.      Lobus oksipitalis
Lobus oksipitalis adalah bagian korteks serebri yang terletak di belakang dan berhubungan dengan penafsiran rangsangan visual. Korteks visual primer, yang menerima dan menafsirkan informasi dari retina mata, terletak di lobus oksipitalis. Kerusakan pada lobus ini dapat menyebabkan masalah penglihatan seperti kesulitan mengenali objek, ketidakmampuan untuk mengidentifikasi warna, dan kesulitan mengenali kata-kata.
Selain terdiri atas empat lobus otak besar juga memiliki area khusus. Somatic sensory adalah area yang menerima impuls dari reseptor sensory tubuh. Primary motor area adalah yang mengirim impuls ke otot skeletal. Brocaa’s area adalah terlibat dalam kemampuan bicara.
1.1.3        Otak Kecil
Otak kecil atau cerebellum terletak dalam fosa cranial posterior, dibawah tentorium cerebellum bagian posterior dari pons varoli dan meula oblongata. Cerebelum mempunyai 2 hemisfer yang dihubungkan oleh fermis. Otak kecil terdiri atas dua belahan dan permukaanya berlekuk-lekuk. Fungsi otak kecil adalah untuk mengatur sikap atau posisi tubuh, keseimbangan, dan koordinasi gerakan otot yang terjadi secara sadar. Jika terjadi cedera pada otak kecil, dapat mengakibatkan gangguan pada sikap dan koordinasi gerak otot. Gerakan menjadi tidak terkoordinasi, misalnya orang tersebut tidak mampu memasukkan makanan ke dalam mulutnya.
2.1  Medula Spinalis
Medulla spinalis atau yang sering disebut dengan korda spinalis yang terbentang dari foramen magnum sampai dengan L1, di L1 melonjong dan agak melebar yang disebut conus terminalis atau conus medullaris.. Pada medulla spinais juga terdapat substansia grisea. Berlainan dengan substansa yang ada pada oak, substansia grisea yang ada pada medulla spinalis berbentuk seperti kupu-kupu di bagian dalam dan dikelilingi oleh substansia alba. Sama halnya seperti otak, substansia pada medulla spinalis tersusun atas badan-badan sel saraf beserta dendritnya, antar neuron pendek dan sel-sel glia. Substnsi alba tersusun menjadi traktus yaitu berkas-berkas serat saraf dengan fungsi serupa. Sebagian besar adalah traktus asendens (korda ke otak), dan traktus desndens (dari otak k). Substansi abu-abu membentuk seperti huruf H dan terdiri dari tiga bagian yaitu: anterior, posterior dan Comissura abu-abu. Bagian Posterior sebagai input /afferent, anterior sebagai Output/efferent, comissura abu-abu untuk refleks silang dan substansi putih merupakan kumpulan serat syaraf bermyelin.
Korda spinalis memiliki fungsi sebagai penghubung untuk menyalurkan informasi antara otak dan bagian tubuh lainnya, serta mengintegrasikan aktivitas reflek antara masukan aferen dan keluaran eferen tanpa melibatkan otak, untuk pernapasan, gerakan menelan, dan berperan dalam muntah.
2.      Sistem Saraf Perifer
Sistem saraf perifer terdiri dari serat-serat saraf yang membawa informasi antara SSP di bagian-bagian lain tubuh. Sistem saraf perifer terdiri atas sisten saraf cranial dan sistem saraf spinal. Sistem saraf cranial terdiri atas 12 saraf yaitu:
Nama Saraf
Tipe
Fungsi
Olfaktori
Sensorik
Penciuman
Optik
Sensorik
Penglihatan
Okulomotor
Motorik
Pergerakan otot bola mata dan kelopak mata
Troklear
Motorik
Pergerakan otot bola mata
Trigeminal
Campuran
Sensorik: sensasi di wajah dan mulut,
motorik: mengunyah
Abdusena
Motorik
Pergerakan bola mata
Fasial
Campuran
Sensorik: rasa (kecap), motorik: pergerakan di wajah
dan kelenjar pencernaan
Auditori
Sensorik
Pendengaran dan keseimbangan tubuh
Glosofaring
Campuran
Sensorik: rasa (kecap), motorik: menelan
Vagus
Campuran
Saraf utama untuk sistem pusat parasimpatik
Aksesori
Motorik
Menelan dan pergerakan leher
Hipoglossal
Motorik
Otot di lidah

Sedangkan saraf spinal merupakan saraf yang berasal dari sumsum tulang belakang yang berhubungan dengan seluruh tubuh. Tersusun atas 31 pasang syaraf spinal yaitu: 8 pasang syaraf servikal, 12 Pasang syaraf Torakal, 5 Pasang syaraf Lumbal, 5 Pasang syaraf Sakral dan 1 pasang syaraf koksigeal. Saraf-saraf trsebut dikenal sebagai kauda ekuina “ekor kuda”.
2.1  Sistem Saraf Somatic
Sistem saraf somatic adalah susunan saraf yang mempunyai peranan spesifik untuk mengatur aktivitas otot sadar atau serat lintang. Jadi saraf ini melakukan sistem pergerakan otot yang tidak disengaja ataupun disengaja.  
2.2  Sistem Saraf Otonom
Sistem saraf otonom mengendalikan kelenjar dan otot polos, yang mencakup otot jantung, otot-otot di pembuluh darah, dan otot-otot di bagian dalam lambung dan usus. Otot-otot tersebut dinamakan otot polos karena jika dilihat dari bawah mikroskop tampak polos. Sebaliknya otot rangka memiliki gambaran yang berlurik-lurik. Sistem saraf otonomik mendapatkan namanya dari fakta bahawa banyak aktivitas yang dikendalikannya secara otonom, atau self-regulating (seperti pencernaan dan sirkulasi) dan terus berjalan kendatipun orang itu sedang tidur atau tidak sadar.
Sistem saraf otonom disusun oleh serabut saraf yang berasal dari otak maupun dari sumsum tulang belakang dan menuju organ yang bersangkutan. Dalam sistem ini terdapat beberapa jalur dan masing-masing jalur membentuk sinapsis yang kompleks dan juga membentuk ganglion. Urat saraf yang terdapat pada pangkal ganglion disebut urat saraf pra ganglion dan yang berada pada ujung ganglion disebut urat saraf post ganglion.
Sistem saraf otonom dapat dibagi atas sistem saraf simpatik dan sistem saraf parasimpatik. Perbedaan struktur antara saraf simpatik dan parasimpatik terletak pada posisi ganglion. Saraf simpatik mempunyai ganglion yang terletak di sepanjang tulang belakang menempel pada sumsum tulang belakang sehingga mempunyai urat pra ganglion pendek, sedangkan saraf parasimpatik mempunyai urat pra ganglion yang panjang karena ganglion menempel pada organ yang dibantu. Sistem saraf ini seringkali memiliki aksi antagonistic. Sebagai contohnya, sistem saraf parasimpatik menyebabkan konstraksi pupil mata, menstimulasi pengeluaran saliva, dan memperlambat denyut jantung, sistem saraf simpatik memiliki efek yang berlawanan. Keadaan tubuh yang normal ( di suatu tempat di antara ekstrem eksitasi dan plasiditas vegetative) dipertahankan oleh keseimbangan di antara kedua sistem ini. Fungsi-fungsi saraf otonom dapat dibedakan menjadi tabel berikut ini :
Parasimpatik
Simpatik
  • mengecilkan pupil
  • menstimulasi aliran ludah
  • memperlambat denyut jantung
  • membesarkan bronkus
  • menstimulasi sekresi kelenjar pencernaan
  • mengerutkan kantung kemih
  • memperbesar pupil
  • menghambat aliran ludah
  • mempercepat denyut jantung
  • mengecilkan bronkus
  • menghambat sekresi kelenjar pencernaan
  • menghambat kontraksi kandung kemih
Tabel 1.2 Tabel fungsi saraf simpatik dan para simpatik
D.    Mekanisme Gerak Reflek
Reflek adalah respon yang tidak berubah terhadap rangsangan yang terjadi di luar kehendak. Rangsangan ini merupakan reaksi organisme terhadap perubahan lingkungan, baik dalam maupun luar organisme. Reflek dapat berupa peningkatan atau penurunan kegiatan misalnya kontraksi otot atau relaksasi otot.
Jalur-jaur saraf yang berperan dalam pelaksanaan aktivitas rfleks disebut lengkung reflek. Komponen-komponen yang dilalui reflek adalah reseptor rangsangan sensoris yang peka terhadap suatu rangsangan misalnya kulit, neuron aferen atau sensoris yang dapat mnghantarkan impus  menuju ke susunan saraf pusat yaitu medulla spinais, pusat saraf atau pusat sinaps yang merupakan tempat integrasi di mana masuknya sensoriss dan dianalisis kembali ke neuron eferen, neuron eferen atau motorik yang menghantarkan impuls ke perifer, dan alat efektor yang merupakan tempat terjadinya reaksi yang diwakili oleh suatu serat otot atau kelenjar.
Gambar 1.2 Lengkung reflek yang mnggambarkan jalannya impuls pada lutut yang dipukul
Jenis reflek dikelompokan ke dalam beberapa bagian diantaranya:
1.      Jenis reflek berdasarkan letak reseptor yaitu: reflek ekstroseptif yang timbul karena rangsangan pada reseptor permukaan tubuh, reflek interoreseptif timbul karena rangsangan yang timbul pada alat dalam tubuh atau pembuluh darah, dan reflek proreseptif timbul karena rangsangan pada otot, tendo, dan sendi untuk keseimbangan.
2.      Jenis reflek berdasarkan bagian saraf pusat yaitu: reflek spinal melibatkan neuron di medulla spinalis, reflek bulbar melibatkan neuron di medulla oblongata, reflek kortikal melibatkan neuron  korteks serebri.
3.      Jenis reflek berdasarkan timbulnya yaitu: reflek tak bersyarat, reflek yang dibawa sejak lahir dan bersifat menetap, reflek bersyarat adalah reflek yang di dapat saat pertumbuhan yang berdasarkan pengalaman hidup.
4.      Jenis reflek berdasarkan jumlah neuron yaitu: reflex monosinaps yang melaui proses satu sinaps dan dua neuron yang langsung berhubungan dengan saraf pusat, reflek polisinaps melalui beberapa interneuron yag menghubungkan aferen dengan eferen, reflek patologis biasanya terjadi pada anak bayi. 
 Sumber :
  1.      Lauralee, Sherwood,2001, Fisiologi Manusia dari  Sel ke Sistem edisi-2, Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran. 
  2.  Setiadi, 2007, Anatomi Fisiologi Manusia, Jakarta: Graha Ilmu. 
  3. Syaifuddin, 2001, Fungsi Sistem Tubuh Manusia, Jakarta: Widya Medika
  4. Brunner & Suddarth, textbook of medical-surgical nursing,  Suzanne C smeltzer, Brenda G bare twelfth edition, 2010, China : mosby corp..

CARA MUDAH BELAJAR ILMU SYARAP BAG 2 Rating: 4.5 Diposkan Oleh: Unknown

0 comments:

Post a Comment