C.
Sistem
Saraf Manusia
Sistem
saraf tersusun menjadi Susunan Saraf
Pusat (SSP) yang terdiri atas otak
dan korda spinalis, dan sistem saraf tepi (SST), yang terdiri
dari serat-serat saraf yang membawa informasi antara SSP ke bagian tubuh lain
(perifer). Sistem Saraf Tepi
dibagi menjadi devisi aferen dan eferen. Divisi aferen membawa informasi ke SSP, memberitahu SSP
mengenai lingkungan eksternal dan aktivitas-aktivitas internal yang diatur oleh
SSP.
Instruksi
dari SSP disalurkan melalui divisi eferen (yang berarti “membawa dari”) ke organ efektor yaitu otot atau kelenjar
yang melaksanakan perintah untuk menimbulkan efek yang diinginkan. Sistem saraf
eferen dibagi menjadi sistem saraf
somatic yang terdiri dari serat-serat neuron
motorik yang mempersarafi otot-otot rangka, dan serat-serat sistem saraf otonom yang mempersarafi otot
polos, otot jantung, dan kelenjar. Sistem saraf yang terakhir dibagi lagi
menjadi sistem saraf simpatis dan parasimpatis, keduanya mempersarafi
sebagian besar organ yang dipersarafi oleh sistem saraf otonom.
1.
Sistem
Saraf Pusat
Sekitar 90%
sel-sel di dalam SSP bukanlah neuron tetapi sel glia atau neuroglia. Walaupun
jumlahnya besar, sel glia hanya menempati separuh dari volume otak karena
sel-sel ini tidak memiliki cabangcabang ekstensif seperti neuron. Tidak seperti
neuron sel glia tidak memulai atau menghatarkan impuls saraf. Namun sel-sel ini
penting untuk viabilitas SSP, yaitu sebagai jaringan ikaat SSP dan membantu
menunjang neuron baik secara fisik ataupun metabolik. Terdapat empat jenis sel
glia di SSPyaitu astrosit, oligodendrosit, sel ependimal, dan microglia.
Astrosit memiliki fungsi yang penting yaitu sebagai perekat utama yang
menyatukan neuron-neuron dalam hubungan spatial yang sesuai. Oligodendrosit
berfungsi membentuk sarung myelin insulatif yang mengelilingi akson pada SSP.
Sel ependimal berfungsi membatasi rongga-rongga internal SSP. Mikroglia adalah
penyapu SSP. Sel-sel ini sebagai sel fagositik yang berasal dari darah dan
masuk ke jaringan saraf pusat.
Jaringan saraf
pusat sangatlah lembut(lunak). Sifat ini ditambah dengan kenyataan bahwa sel
saraf yang rusak tidak dapat digantikan karena neuron tidak mampu membelah
diri, meyebabkan jaringan yang rapuh dan tidak tergantikan ini harus terlindungi
dengan baik. Terdapat empat keistimewaan yang melindungi SSP yaitu: 1) SSP
terbungkus oleh struktur tulang yang keras seperti cranium yang melindungi otak
dan kolumna vertebralis yang mengelilingi korda spinalis, 2) terdapat tiga
membrane yang melindungi dan mengandung zat makanan, yaitu menings yang terletak antara tulang penutup dan jaringan saraf yang
terdiri atas durameter (lapisan luar)
yaitu selaput keras yang berasl dari jaringan ikat tebal dan kuat, di bagin
tengkorak terdiri dari selapu tulang tengkorak dan durameter propia di bagian
dalam, arakhnoid yaitu selaput halus
yang memisahkan durameter dengan
piameter membentuk sebuah kantong atau balon berisi cairan otak yang meliputi
seluruh susunan saraf sentral, yang terdapat pada permukaan jaringan otak, piameter berhubungan dengan arakhnoid
melalui struktur-strutur jaringan ikat yang disebut trabekel. Di dalam piameter
terdapat cairan serebrospinalis yaitu
cairan yang bersifat alkali bening mirip plasma dan dihasilkan pleksus coroideus yang ditemukan di
daerah-daerah tertentu rongga ventrikel otak dan medula spinalis. Cairan ini berfungsi
untuk memberi kelembapan pada otak dan medula spinalis, melindungi alat-alat
dalam medulla spinalis dan otak dari tekanan, serta melicinkan alat-alat dalam
medulla spinalis dan otak.
Sitem
saraf pusat terdiri atas otak dan sumsum tulang belakang.
1.1 Otak Manusia
Otak merupakan
organ tubuh yang sangat penting dan vital bagi manusia yaitu untuk mengatur
segala pusat aktivitas manusia. Otak terletak dalam rongga cranium berkmbang
dari ssebuah tabung yang mulanya memperlihatkan tiga pembesaran otak awal
yaitu: (1) otak depan menjadi hemisfer serebri, corpus serebri korpus striatum
thalamus serta hipotalamus. Fungsi menerima dn mengintegrasikan informasi mengenai
kesadran dan emosi, (2) otak tengah mengkoordinir otot yang brhubungan dengan
penglihatan dan pendengara. Otak ini menjadi tegmentum, krus serebrium, korpus
kuadrigeminus, (3) otak belakang (pons), bagian otak yang menonjol kebanyakan
tersusun dari lapisan fiber dan masuk sel yang mengontrol sistem pernapasan.
Otak dilindungi
oleh kulit kepala, rambut, tulang tengkrak, columna vertebralis dan meningen.
Kapiler otak dikelilingi oleh tonjolaan-tonjolan astrosit yang bertanggung jawab secara fisik membentuk sawar darah otak.
Walaupun banyak zat dalam darah yang tidak pernah benar-benar berkontak dengan
jaringan otak, otak melebihi jaringan lain, yang dapat menggunakan sumber bahan
bakar yang lain untuk menghasilkan energy sebagai pengganti glukosa. Dalam
keadaan normal otak hanya menggunakan glukosa tetapi tidak menyimpan zat ini.
Dengan demikian otak bergantung pada pasokan oksigen dan glukosa yang adekuat serta
kontinu. Otak merupakan suatu keseluruhan fungsi yang tersusun atas beberapa
daerah yang berbeda yaitu:
1.1.1
Batang
Otak
Batang otak
merupakan daerah paling tua dan paling kecil di otak, bersambungan dengan korda
spinalis. Bagian ini mengatur dan mengontrol banyak prosses untuk
mempertahankan hidup, misalnya bernapas, sirkulasi dan pencernaan.
Proses-proses diatas disebut dengan proses vegetative. Batang otak merupakan struktur pada bagian posterior (belakang)
otak. Batang otak merupakan sebutan untuk kesatuan dari tiga struktur yaitu medulla
oblongata, pons dan
mesencephalon
(otak tengah).
Pada gerak
volunter, batang otak merupakan jalur yang dilalui impuls rangsang sebelum
mencapai cerebrum.
Impuls rangsang dihantarkan oleh traktus ascendentes (serat-serat saraf yang
menghantarkan impuls ke otak) untuk diolah di otak, lalu impuls respons
dihantarkan oleh traktus descendentes (serat-serat saraf yang menghantarkan
impuls menjauhi otak). Pada perbatasan antara batang otak dan medulla spinalis
terjadi deccusatio (penyilangan) serat-serat
kortikospinal (serat-serat saraf descendentes dari cerebrum ke
medulla spinalis). Serat-serat kortokospinal dari otak kiri menyilang ke bagian
kanan medulla spinalis dan serat dari otak kanan menyilang ke bagian kiri.
Penyilangan ini menyebabkan bagian tubuh kanan di kendalikan oleh otak kiri dan
bagian tubuh kiri dikendalikan oleh otak kanan. Batang otak merupakan tempat
melekatnya seluruh saraf kranial,
kecuali saraf I dan II yang menempel pada cerebrum
(otak besar). Batang otak terdri dari:
a.
Diensepalon, yaitu bagian otak paling atas, trletak
diantara serebelum dengan mesensepalon, yaitu kumpulan sel saraf yang terdapat
di bagian depan lobus temporalis ddan terdapat kapsula interna yang menghadap
ke samping. Fungsi dari diensepalon
yaitu, a) vaso kontruktor yaitu mengecilkan pembuluh darah, b)
respiratori yaitu membantu proses pernapasan, c) mengontrol gerakan reflek, d)
membantu pekerjaan jantung.
b.
Mesensepalon terdiri atas 4 bagian yang menonjol ke
atas, 2 disebelah atas yang disebut korpus kuadrigeminus superior, 2 di sebelah
awah yang disebut kuadrigeminus inferior. Mesensefalon mempunyai serat-serat
saraf nervus troklearis yang bertugas
untuk membantu pergerakan mata dan mengangkat kelopak mata, serta memutar mata
dan pusat mata.
c. Medula Oblongata
atau sumsum sambung berfungsi menghantar
impuls yang datang dari medula spinalis menuju ke otak. Medulla oblongata merupakan bagian dari batang otak yang paling
bawah yang menghubungkan vons varoli
dengan medulla spinalis Sumsum sambung juga mempengaruhi jembatan,
refleks fisiologi seperti detak jantung, tekanan darah, volume dan kecepatan
respirasi, gerak alat pencernaan, dan sekresi kelenjar pencernaan. Selain itu,
sumsum sambung juga mengatur gerak refleks yang lain seperti bersin, batuk, dan
berkedip.
d. Pons
Varoli berisi
serabut saraf yang menghubungkan otak kecil bagian kiri dan kanan, juga
menghubungkan otak besar dan sumsum tulang belakang. Jembtan varol terletak di
depan serebelum diantara otak tengah dan medulla oblongata. Pada jembatan parol
terdapat premotoksid yang mengatur gerakan pernapasan dan reflek.
1.1.2 Otak Besar
Otak besar atau serebrum merupakan bagian terbesar dari
otak manusia, dibagi menjadi dua belahan yaitu hemisfer sereberum kiri
dan kanan. Keduanya dihubungkan satu
sama lain oleh korpus kalosum, suatu
pita tebal yang mengandung sekitar 300 juta akson saraf melintang diantara
kedua hemisfer. Setiap hemisfer terdiri dari sebuah substansia grisea (bahan
abu-abu) atau korteks sereberum yang
menutupi bagian tengah yang lebih tebal yaitu substansia alba (bahan putih). Jauh
di sebelah dalam substansia alba terdapat substansia
grisea yang lain yaitu nucleus-nukleus basal. Di seluruh SSP, substansia
grisea terdiri dari badan-badan sel saraf ang terkemas rapat dengan
dendrit-dendrit mereka dan sel-sel glia. Berkas atau traktus serat-serat saraf
bermielin membentuk substansia alba. Substansia alba berpenampakan putih yang
disebabkan oleh komposisi lemak myelin.
Korteks serebrum
terorganisasi menjadi enam lapisan berbatas tegas berdasarkan distribusi badan
sel yang bervaariasi dan serat-serat terkait lain dari beberapa jenis sel
tertentu. Lapisan-lapisan ini tersusun atas kolom-kolom fungsional, yang
berjalan tegak lurus dari permukaan ke bawah menelusuri kedalaman korteks
sampai substansia alba yang mendasarinya. Daerah-daerah korteks bertanggung
jawab terhadap persepsi indera-indera memiliki lapisan 4 yang berkembang, suatu
lapisan yang kaya akan sel stelata, yang berperan dalam pengolahan awal masukan
sensorik ke koorteks. Sebaliknya daerah korteks yang mengontrol keluaran ke
otot rangka mempunya 5 laisan yang menebal, yang sangat banyak mengandung sel
piramida besar. Sel-sel ini mengirim serat-serat korda spinalis dari korteks
untuk berakhir di berbagai neuron motorik eferen yang mempersarafi otot rangka.
Pada otak besar
ditemukan 4 lobus yaitu:
a. Lobus
frontalis
Terletak
di korteks bagian depan bertanggung jawab terhaddap 3 fungsi utama yaitu: (1)
aktivitas motorik volunteer, (2) kemampuana berbicara, (elaborasi pikiran).
Daerah di lobus frontalis belakang tepat di depan sulkus sentralis akhir di
neuron-neuron motorik eferen yang mencetuskan kontraksi otot rangka di sisi
kanan tubuh. Stimulasi daerah-daerah yang berlainan di korteks motorik primer
yanh menyebabkan timbulnya gerakan di bagian-bagian tubuh yang berbeda. Seperti
homonkulus motorik yang melukiskan lokasi dan jumlah relative korteks motorik
yang diabdikan sebagai keluaran ke otot-otot tiap-tiap bagian tubuh.
b.
Lobus
parietalis
Terletak
di depan sulkus sentralis dan dibelakangi oleh karaco oksipitalis yang berjalan
ke bawah di bagian tengah permukaan lateral tiap-tiap hemisfer. Lobus
parietalis menerima kesan indra yang berbeda dari seluruh tubuh dan dapat
merasakan "sakit" atau ‘bug” merangkak pada satu lengan, kaki, atau
wajah. Fungsi lobus parietalis: lobus parietalis menggabungkan kesan dari bentuk, tekstur
dan berat badan ke dalam persepsi umum, lobus parietalis juga membantu
mengarahkan posisi pada ruang di sekitarnya dan merasakan posisi dari bagian
tubuhnya, kerusakan kecil di bagian depan lobus parietalis menyebabkan mati
rasa pada sisi tubuh yang berlawanan, kerusakan yang agak luas bisa menyebabkan
hilangnya kemampuan untuk melakukan serangkaian pekerjaan (keadaan ini disebut
apraksia) dan untuk menentukan arah kiri-kanan, kerusakan yang luar bisa
mempengaruhi kemampuan penderita dalam mengenali bagian tubuhnya atau ruang di
sekitarnya atau bahkan bisa mempengaruhi ingatan akan bentuk yang sebelumnya
dikenal dengan baik. Lobus parietalis juga dianggap sebagai "lobus
tangan" dan menerima sensasi sensoris dari tulang, tendon, otot, dan kulit
tangan.
c.
Lobus Temporalis
Lobus temporalis berada di bawah sylvian
fissure dan di anterior korteks oksipital dan parietal. Fungsi Lobus Temporal: dalam lobus
temporalis terdapat primary auditory
cortex, the secondary auditory, dan visual cortex, limbic cortex, dan amygdala.
Tiga fungsi basis dari korteks temporal adalah memproses input auditori, mengenali objek visual, dan penyimpanan jangka lama dari input sensori,
ditambah dengan fungsi amigdala,
yaitu nada afeksi (emosi)
pada input sensori dan memori.
d.
Lobus
oksipitalis
Lobus oksipitalis adalah bagian korteks serebri yang terletak
di belakang dan berhubungan dengan penafsiran rangsangan visual. Korteks visual primer,
yang menerima dan menafsirkan informasi dari retina mata, terletak di lobus
oksipitalis. Kerusakan pada lobus ini dapat menyebabkan masalah penglihatan
seperti kesulitan mengenali objek, ketidakmampuan untuk mengidentifikasi warna,
dan kesulitan mengenali kata-kata.
Selain terdiri atas empat lobus otak besar juga
memiliki area khusus. Somatic sensory
adalah area yang menerima impuls dari reseptor sensory tubuh. Primary motor area adalah yang mengirim
impuls ke otot skeletal. Brocaa’s area
adalah terlibat dalam kemampuan bicara.
1.1.3
Otak
Kecil
Otak kecil atau cerebellum
terletak dalam fosa cranial posterior, dibawah tentorium cerebellum bagian posterior dari pons varoli dan meula
oblongata. Cerebelum mempunyai 2 hemisfer yang dihubungkan oleh fermis. Otak kecil
terdiri atas dua belahan dan permukaanya berlekuk-lekuk. Fungsi otak kecil
adalah untuk mengatur sikap atau posisi tubuh, keseimbangan, dan koordinasi
gerakan otot yang terjadi secara sadar. Jika terjadi cedera pada otak kecil,
dapat mengakibatkan gangguan pada sikap dan koordinasi gerak otot. Gerakan
menjadi tidak terkoordinasi, misalnya orang tersebut tidak mampu memasukkan
makanan ke dalam mulutnya.
2.1 Medula Spinalis
Medulla
spinalis atau yang sering disebut dengan korda spinalis yang terbentang dari
foramen magnum sampai dengan L1, di L1 melonjong dan agak melebar yang disebut conus terminalis atau conus medullaris.. Pada medulla spinais
juga terdapat substansia grisea. Berlainan dengan substansa yang ada pada oak,
substansia grisea yang ada pada medulla spinalis berbentuk seperti kupu-kupu di
bagian dalam dan dikelilingi oleh substansia alba. Sama halnya seperti otak,
substansia pada medulla spinalis tersusun atas badan-badan sel saraf beserta
dendritnya, antar neuron pendek dan sel-sel glia. Substnsi alba tersusun
menjadi traktus yaitu berkas-berkas serat saraf dengan fungsi serupa. Sebagian
besar adalah traktus asendens (korda ke otak), dan traktus desndens (dari otak
k). Substansi abu-abu membentuk seperti huruf H dan
terdiri dari tiga bagian yaitu: anterior, posterior dan Comissura abu-abu.
Bagian Posterior sebagai input /afferent, anterior sebagai Output/efferent,
comissura abu-abu untuk refleks silang dan substansi putih merupakan kumpulan
serat syaraf bermyelin.
Korda
spinalis memiliki fungsi sebagai penghubung untuk menyalurkan informasi antara
otak dan bagian tubuh lainnya, serta mengintegrasikan aktivitas reflek antara
masukan aferen dan keluaran eferen tanpa melibatkan otak, untuk pernapasan,
gerakan menelan, dan berperan dalam muntah.
2.
Sistem
Saraf Perifer
Sistem saraf
perifer terdiri dari serat-serat saraf yang membawa informasi antara SSP di
bagian-bagian lain tubuh. Sistem saraf perifer terdiri atas sisten saraf
cranial dan sistem saraf spinal. Sistem saraf cranial terdiri atas 12 saraf
yaitu:
Nama Saraf
|
Tipe
|
Fungsi
|
Olfaktori
|
Sensorik
|
Penciuman
|
Optik
|
Sensorik
|
Penglihatan
|
Okulomotor
|
Motorik
|
Pergerakan otot bola
mata dan kelopak mata
|
Troklear
|
Motorik
|
Pergerakan otot bola mata
|
Trigeminal
|
Campuran
|
Sensorik: sensasi di wajah dan mulut,
motorik: mengunyah
|
Abdusena
|
Motorik
|
Pergerakan bola mata
|
Fasial
|
Campuran
|
Sensorik: rasa (kecap), motorik: pergerakan di
wajah
dan kelenjar pencernaan
|
Auditori
|
Sensorik
|
Pendengaran dan keseimbangan tubuh
|
Glosofaring
|
Campuran
|
Sensorik: rasa (kecap), motorik: menelan
|
Vagus
|
Campuran
|
Saraf utama untuk sistem pusat parasimpatik
|
Aksesori
|
Motorik
|
Menelan dan pergerakan leher
|
Hipoglossal
|
Motorik
|
Otot di lidah
|
Sedangkan saraf
spinal merupakan saraf yang berasal dari sumsum tulang belakang yang berhubungan
dengan seluruh tubuh. Tersusun atas 31 pasang syaraf spinal yaitu: 8 pasang
syaraf servikal, 12 Pasang syaraf Torakal, 5 Pasang syaraf Lumbal, 5 Pasang
syaraf Sakral dan 1 pasang syaraf koksigeal. Saraf-saraf trsebut dikenal
sebagai kauda ekuina “ekor kuda”.
2.1 Sistem Saraf Somatic
Sistem saraf
somatic adalah susunan saraf yang mempunyai peranan spesifik untuk mengatur
aktivitas otot sadar atau serat lintang. Jadi saraf ini melakukan sistem
pergerakan otot yang tidak disengaja ataupun disengaja.
2.2 Sistem Saraf Otonom
Sistem saraf otonom mengendalikan
kelenjar dan otot polos, yang mencakup otot jantung, otot-otot di pembuluh darah, dan
otot-otot di bagian dalam lambung dan usus. Otot-otot tersebut dinamakan otot
polos karena jika dilihat dari bawah mikroskop tampak polos. Sebaliknya otot
rangka memiliki gambaran yang berlurik-lurik. Sistem saraf otonomik mendapatkan
namanya dari fakta bahawa banyak aktivitas yang dikendalikannya secara otonom,
atau self-regulating (seperti pencernaan dan sirkulasi) dan terus berjalan
kendatipun orang itu sedang tidur atau tidak sadar.
Sistem saraf otonom disusun oleh serabut saraf
yang berasal dari otak maupun dari sumsum tulang belakang dan menuju organ yang
bersangkutan. Dalam sistem ini terdapat beberapa jalur dan masing-masing jalur
membentuk sinapsis yang kompleks dan juga membentuk ganglion. Urat saraf yang
terdapat pada pangkal ganglion disebut urat
saraf pra ganglion dan yang berada pada ujung ganglion
disebut urat saraf post ganglion.
Sistem saraf otonom dapat dibagi atas sistem saraf
simpatik dan sistem saraf parasimpatik. Perbedaan
struktur antara saraf simpatik dan parasimpatik terletak pada posisi ganglion. Saraf
simpatik mempunyai ganglion yang terletak di sepanjang tulang belakang menempel
pada sumsum tulang belakang sehingga mempunyai urat pra ganglion pendek, sedangkan
saraf parasimpatik mempunyai urat pra ganglion yang panjang karena
ganglion menempel pada organ yang dibantu. Sistem saraf ini seringkali memiliki
aksi antagonistic. Sebagai contohnya, sistem saraf parasimpatik menyebabkan
konstraksi pupil mata, menstimulasi pengeluaran saliva, dan memperlambat denyut
jantung, sistem saraf simpatik memiliki efek yang berlawanan. Keadaan tubuh
yang normal ( di suatu tempat di antara ekstrem eksitasi dan plasiditas
vegetative) dipertahankan oleh keseimbangan di antara kedua sistem ini.
Fungsi-fungsi saraf otonom dapat dibedakan menjadi tabel berikut ini :
Parasimpatik
|
Simpatik
|
|
|
Tabel
1.2 Tabel fungsi saraf simpatik dan para
simpatik
D. Mekanisme Gerak Reflek
Reflek adalah
respon yang tidak berubah terhadap rangsangan yang terjadi di luar kehendak.
Rangsangan ini merupakan reaksi organisme terhadap perubahan lingkungan, baik
dalam maupun luar organisme. Reflek dapat berupa peningkatan atau penurunan
kegiatan misalnya kontraksi otot atau relaksasi otot.
Jalur-jaur saraf
yang berperan dalam pelaksanaan aktivitas rfleks disebut lengkung reflek. Komponen-komponen yang dilalui reflek adalah
reseptor rangsangan sensoris yang peka terhadap suatu rangsangan misalnya
kulit, neuron aferen atau sensoris yang dapat mnghantarkan impus menuju ke susunan saraf pusat yaitu medulla
spinais, pusat saraf atau pusat sinaps yang merupakan tempat integrasi di mana
masuknya sensoriss dan dianalisis kembali ke neuron eferen, neuron eferen atau
motorik yang menghantarkan impuls ke perifer, dan alat efektor yang merupakan
tempat terjadinya reaksi yang diwakili oleh suatu serat otot atau kelenjar.
Gambar
1.2 Lengkung reflek yang mnggambarkan
jalannya impuls pada lutut yang dipukul
Jenis reflek
dikelompokan ke dalam beberapa bagian diantaranya:
1. Jenis
reflek berdasarkan letak reseptor yaitu: reflek
ekstroseptif yang timbul karena rangsangan pada reseptor permukaan tubuh, reflek interoreseptif timbul karena
rangsangan yang timbul pada alat dalam tubuh atau pembuluh darah, dan reflek
proreseptif timbul karena rangsangan pada otot, tendo, dan sendi untuk
keseimbangan.
2. Jenis
reflek berdasarkan bagian saraf pusat yaitu: reflek spinal melibatkan neuron di medulla spinalis, reflek bulbar melibatkan neuron di
medulla oblongata, reflek kortikal melibatkan neuron korteks serebri.
3. Jenis
reflek berdasarkan timbulnya yaitu: reflek
tak bersyarat, reflek yang dibawa sejak lahir dan bersifat menetap, reflek bersyarat adalah reflek yang di
dapat saat pertumbuhan yang berdasarkan pengalaman hidup.
4. Jenis
reflek berdasarkan jumlah neuron yaitu: reflex
monosinaps yang melaui proses satu sinaps dan dua neuron yang langsung
berhubungan dengan saraf pusat, reflek
polisinaps melalui beberapa interneuron yag menghubungkan aferen dengan
eferen, reflek patologis biasanya terjadi pada anak bayi.
Sumber :
- Lauralee, Sherwood,2001, Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem edisi-2, Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran.
- Setiadi, 2007, Anatomi Fisiologi Manusia, Jakarta: Graha Ilmu.
- Syaifuddin, 2001, Fungsi Sistem Tubuh Manusia, Jakarta: Widya Medika
- Brunner & Suddarth, textbook of medical-surgical nursing, Suzanne C smeltzer, Brenda G bare twelfth edition, 2010, China : mosby corp..
0 comments:
Post a Comment