Patofisiologi
Dasar
ketidaknormalan pada myastenia gravis adalah adanya kerusakan pada
transmisi impuls saraf menuju sel otot karena kehilangan kemampuan atau
hilangnya reseptor normal membran post sinaps pada sambungan
neuromuscular. Penelitian memperlihatkan adanya penurunan 70 % sampai 90
% reseptor asetilkolin pada sambungan neuromuscular setiap individu.
Miastenia gravis dipertimbangkan sebagai penyakit autoimun yang bersikap
lansung melawan reseptor asetilkolin (AChR) yang merusak tranmisi
neuromuscular.
Otot
rangka atau otot lurik dipersarafi oleh nervus besar bermeilin yang berasal
dari sel kornu anterior medulla spinalis dan batang otak. Nervus ini mengirim
keluar aksonnya dalam nervus spinalis atau kranialis menuju perifer. Nervus
yang bersangkutan bercabang berkali kali dan mampu merangsang 2000 serat otot
rangka. Kombinasi saraf motorik dengan serabut otot yang dipersyarafi disebut
unit motorik. Walaupun masing masing neuron motorik mempersarafi banyaj serabut
otot, namun masing masing otot dipersarafi oleh neuron motorik tunggal.
Daerah khusus yang
menghubungkan antara saraf motorik dengan serabut otot disebut sinaps atau taut
neuromuskular. Asetilkolin disimpan dan disintesis dalam akson terminal
(bouton). Membran pascasinaps mengandung reseptor asetilkolin yang dapat membangkitkan
lempeng akhir motorik dan sebalikya dapat menghasilkan potensial aksi otot.
Apabila implus saraf mencapai taut neuromuskular, membrana akson parasimpatik
terminal terdepolirisasi, menyebabakan pelepasan asetilkolin kedalam membran
parasimpatik. Asetilkolin menyeberangi celah sinaptik secara difusi dan menyatu
dengan bagian reseptor asetilkolin dalam membran pascasinaptik. Masuknya ion Na
secara mendadak dan keluarnya ion K menyebabkan depolarisasi ujung lempeng.
Ketika EPP mencapai
puncak EPP akan menghasilkan potensial aksi dalam membran otot tidak bertaut
yang menyebar sepanjang sarkonema. Potensial aksi ini merangkai serangkaian
reaksi yang menyebabkan kontraksi serabut otot. Begitu terjadi transmisi
melalui penghubung neuromuskular, asetilkolin akan dirusak oleh enzin
asetilkonlinetrase. Dalam MG konduksi neuromuskularnya terganggu. Jumlah
reseptor asetilkolin normal menjadi menurun. (Keperawatan medikal bedah, 2001)
Komplikasi
Krisis miasthenic merupakan suatu kasus kegawatdaruratan
yang terjadi bila otot yang mengendalikan pernapasan menjadi sangat lemah.
Kondisi ini dapat menyebabkan gagal pernapasan akut dan pasien seringkali
membutuhkan respirator untuk membantu pernapasan selama krisis berlangsung.
Komplikasi lain yang dapat timbul termasuk tersedak, aspirasi makanan, dan
pneumonia.
Faktor-faktor yang dapat memicu komplikasi pada pasien
termasuk riwayat penyakit sebelumnya (misal, infeksi virus pada pernapasan),
pasca operasi, pemakaian kortikosteroid yang ditappering secara cepat,
aktivitas berlebih (terutama pada cuaca yang panas), kehamilan, dan stress
emosional
Bisa timbul miastenia crisis atau
cholinergic crisis akibat terapi yang tidak diawasi
Bullous death
Komplikasi lain:
-
Bisa timbul miastenia crisis atau cholinergic crisis akibat terapi yang tidak diawasi
-
Pneumonia
-
Bullous death
0 comments:
Post a Comment